Fastcarforum.com – Era 1990-an sering disebut sebagai masa keemasan (Golden Era) bagi mobil sport, terutama dari Jepang. Masa ini merupakan persilangan unik antara teknologi yang berkembang pesat, persaingan sengit di ajang balap dunia, dan gelembung ekonomi di Jepang yang memungkinkan pabrikan menginvestasikan dana besar dalam pengembangan mobil performa tinggi. Hasilnya adalah lahirnya ikon-ikon otomotif yang tidak hanya cepat, tetapi juga berteknologi canggih, andal, dan menawarkan pengalaman mengemudi yang murni. Mobil-mobil ini, yang didominasi oleh segmen Japanese Domestic Market (JDM), kini menjadi harta karun dan incaran utama para kolektor di seluruh dunia.
Ikhtisar Tren Otomotif 90-an
Perubahan Desain dan Performa di Era Tersebut
Dekade 90-an menandai pergeseran radikal dari mobil-mobil kotak di era sebelumnya. Desain menjadi lebih aerodinamis, membulat, dan agresif. Dari segi performa, ini adalah era di mana teknologi turbocharger dan sistem penggerak semua roda (AWD) mulai didominasi, terutama di segmen mobil reli jalan raya. Pabrikan Jepang berfokus pada keseimbangan sempurna antara tenaga, handling, dan keandalan, melahirkan mobil-mobil yang mampu menantang—bahkan mengalahkan—supercar Eropa dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
Berikut adalah 5 mobil sport JDM legendaris era 90-an yang nilainya terus meroket dan kini menjadi buruan kolektor:
Mobil 1 – Toyota Supra MK4 (A80)
Generasi keempat Toyota Supra, yang diproduksi dari tahun 1993 hingga 2002, adalah simbol rekayasa Jepang yang over-engineered. Toyota merancangnya dari nol dengan fokus pada pengurangan bobot dan performa superior.
Spesifikasi Unggulan
Jantung mekanis Supra MK4 adalah mesin enam silinder segaris 2JZ-GTE 3.0 liter. Mesin ini, terutama varian twin-turbo (sekuensial), secara resmi menghasilkan 276 hp (untuk pasar Jepang) dan 320 hp (untuk ekspor), tetapi mesin 2JZ terkenal karena fondasi blok besinya yang sangat kuat. Ini memungkinkan tuner untuk memeras tenaga hingga empat digit (lebih dari 1.000 hp) hanya dengan sedikit modifikasi internal. Inilah yang membuatnya legendaris.
Alasan Jadi Ikon Kolektor
Ketangguhan mesin 2JZ yang bulletproof dan kemudahan modifikasinya menjadikannya legenda di arena drag race dan balap jalanan. Namun, popularitasnya melonjak drastis setelah tampil sebagai mobil ikonik Brian O’Conner (Paul Walker) dalam film The Fast and the Furious (2001). Perpaduan performa bawaan, potensi modifikasi tak terbatas, dan warisan budaya pop membuat harga Supra MK4 yang orisinal dan terawat melambung tinggi, menjadikannya salah satu mobil JDM paling berharga.
Mobil 2 – Nissan Skyline GT-R R34
Diproduksi antara tahun 1999 dan 2002, Nissan Skyline GT-R R34 adalah evolusi puncak dari garis keturunan Skyline yang dijuluki “Godzilla” karena dominasinya di dunia balap.
Teknologi Mesin & Warisan Motorsport
R34 ditenagai oleh mesin RB26DETT 2.6 liter twin-turbo enam silinder segaris. Tenaga resminya 280 hp (sesuai gentlemen’s agreement pabrikan Jepang saat itu), tetapi seperti 2JZ, mesin ini memiliki potensi tenaga yang jauh lebih besar. Kunci keunggulannya terletak pada sistem penggerak semua roda (AWD) canggih milik Nissan, yaitu ATTESA E-TS Pro, yang memungkinkan mobil mendistribusikan torsi ke roda yang paling membutuhkan traksi, menawarkan handling yang tak tertandingi, baik di jalan kering maupun basah. Teknologi ini berasal langsung dari pengalaman Nissan di ajang balap turing dan reli.
Popularitas Lewat Budaya Pop
Selain dari dunia motorsport, R34 menjadi ikon global berkat penampilannya yang sering dan mencolok dalam video game balap (seperti Gran Turismo) dan juga menjadi mobil Paul Walker dalam beberapa sekuel Fast & Furious. Desainnya yang kotak, agresif, dan futuristik untuk zamannya, ditambah dengan warisan performa yang solid, telah mengukuhkan status R34 sebagai supercar digital dan impian para kolektor JDM.
Mobil 3 – Mazda RX-7 FD3S
Generasi ketiga (FD3S) dari Mazda RX-7 (diproduksi 1992-2002) menonjol karena pendekatan yang sangat berbeda dari para pesaingnya.
Mesin Rotary Unik
RX-7 FD adalah mobil produksi massal terakhir yang mengandalkan mesin rotary Wankel 13B-REW twin-turbo sekuensial. Mesin rotary unik ini tidak menggunakan piston, melainkan rotor segitiga. Hasilnya adalah mesin yang sangat ringan dan ringkas, mampu berputar hingga redline tinggi, serta menawarkan power-to-weight ratio yang luar biasa. Meskipun kapasitasnya hanya 1.3 liter, mesin ini dapat menghasilkan tenaga antara 255 hp hingga 276 hp pada model akhir. Kekurangan utamanya adalah konsumsi bahan bakar dan oli yang tinggi serta kebutuhan perawatan yang spesifik.
Nilai Estetika Desainnya
Selain keunikan mesinnya, nilai jual utama RX-7 FD adalah desainnya. Dikenal dengan proporsinya yang rendah, lekuk bodi yang sensual, dan lampu depan pop-up yang khas, FD3S sering dianggap sebagai salah satu mobil Jepang terindah yang pernah dibuat. Desainnya yang abadi, dikombinasikan dengan handling yang tajam berkat distribusi bobot hampir 50:50, menjadikannya favorit di kalangan kolektor yang mengutamakan estetika dan pengalaman berkendara yang murni.
Mobil 4 – Honda NSX (NA1)
Diperkenalkan pada tahun 1990, Honda NSX (New Sportscar eXperimental) adalah mobil sport Jepang pertama yang secara terbuka menantang dominasi supercar Eropa seperti Ferrari.
Filosofi Desain ala Ayrton Senna
Pengembangan NSX melibatkan pembalap Formula 1 legendaris Ayrton Senna. Setelah menguji prototipe awal di Suzuka, Senna memberi masukan penting yang mendorong Honda untuk meningkatkan kekakuan sasis secara signifikan (hingga 50% lebih kaku) dan menyempurnakan handling suspensi. Filosofi Honda adalah menciptakan supercar yang tidak hanya cepat, tetapi juga andal, nyaman, dan mudah dikendarai sehari-hari—sesuatu yang belum pernah ada pada Ferrari atau Lamborghini kala itu.
Dampak pada Supercar Dunia
NSX adalah mobil produksi pertama yang menampilkan konstruksi monocoque aluminium sepenuhnya, membuatnya sangat ringan. Ditenagai oleh mesin V6 3.0 liter (kemudian 3.2 liter) yang dilengkapi teknologi VTEC, NSX menetapkan standar baru untuk apa yang seharusnya menjadi supercar: performa tinggi tanpa mengorbankan kualitas dan keandalan harian. Kehadiran NSX memaksa pesaing Eropa untuk meningkatkan kualitas perakitan dan keandalan mobil mereka secara dramatis, mengubah lanskap supercar selamanya.
Mobil 5 – Mitsubishi Lancer Evolution VI (CP9A)
Mitsubishi Lancer Evolution VI, yang dirilis pada tahun 1999, adalah mobil yang murni dibangun untuk satu tujuan: memenangkan Kejuaraan Reli Dunia (WRC).
DNA Rally yang Melegenda
Evo VI adalah hasil langsung dari regulasi WRC Group A, yang mewajibkan pabrikan menjual sejumlah versi jalan raya dari mobil reli mereka. Ditenagai mesin 4G63T 2.0 liter turbocharged, Evo VI secara resmi menghasilkan 280 hp. Namun, kekuatannya adalah kombinasi mesin yang powerful dengan teknologi all-wheel drive (AWD) paling canggih saat itu, termasuk Active Yaw Control (AYC) dan Active Center Differential (ACD) yang mampu memanipulasi distribusi torsi untuk handling yang ekstrem.
Model ini mencapai ketenaran puncaknya di bawah kendali Tommi Mäkinen, yang memenangkan gelar WRC empat kali berturut-turut. Desainnya yang paling ikonik adalah versi Tommi Mäkinen Edition (TME), yang memiliki bumper depan dan turbin yang lebih besar, menjadikannya peninggalan sejati dari era kejayaan reli Mitsubishi dan sangat dicari oleh para penggemar motorsport.
Kesimpulan: Warisan yang Tak Lekang Waktu
Mobil-mobil sport legendaris era 90-an ini—Supra, GT-R, RX-7, NSX, dan Evo VI—terus diburu kolektor hingga kini karena beberapa alasan. Mereka mewakili puncak rekayasa otomotif Jepang di mana teknologi bertemu dengan keandalan tanpa sensor elektronik yang berlebihan. Nilai nostalgis yang kuat, didorong oleh popularitas di budaya pop, dan jumlah unit orisinal yang semakin langka, menjamin bahwa status mereka sebagai ikon otomotif akan terus abadi. Mobil-mobil ini bukan hanya kendaraan, tetapi kapsul waktu yang mengabadikan masa keemasan industri otomotif, menjadikannya investasi yang emosional dan finansial bagi siapa pun yang beruntung memilikinya.